Minggu, 24 Februari 2013

Alat Musik Tradisional Beserta Keterangannya


“Alat Musik Tradisional Sumatera Barat”
“Saluang”
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau,Sumatra Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai.

Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm.


“Alat Musik Tradisional Bali”
“Gamelan Bali”
Gamelan Bali memiliki lebih banyak instumen berbilah daripada berpencu. Logamnya pun lebih tebal sehingga dapat bersuara lebih nyaring.Gamelan terdapat terutama di Pulau Jawa dan Bali. Di Jawa Barat disebut Degung. Di Jawa Tengah dan Di Jawa Timur disebut Klenenengan dan di Bali di sebut Gamelan.Alat ini terdapat juga di daerah Indonesia bagian lain dengan nama dan perangkap yang tidak lengkap antara lain di Batak, Minangkabau, toraja, Buton, Maluku dan Kalimantan. 

“Alat Musik Tradisional Sulawesi Selatan”
“Popondi”
Popondi terbuat dari kayu berbentuk busur dan bertumpu pada tempurung kelapa, di atasnya terdapat sebuah dawai yang di tegangkan untuk di petik, Alat ini terdapat di Daerah Toraja (Sulawesi Selatan).

“Alat Musik Tradisional Minahasa”
“Kolintang”

Kolintang adalah sejenis gambang dari kayu Khas Minahasa dengan jajaran bilah-bilahnya pada kotak resonansi,dan dimainkan dengan cara berdiri. Nama Kolintang itu sendiri berasal dari bunyi: Tong (low pitch note), Ting (high pitch note) dan Tang (moderat pitch note). In the local language, the invitation “Let us do some TONG TING TANG ” is: “Mangemo kumolintang” . Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: “Mari kita ber Tong Ting Tang” dengan ungkapan “Mangemo kumolintang”. dan dari kebiasaan itulah muncul nama “Kolintang” untuk alat yang digunakan bermain.


“Alat Musik Tradisional Jawa Tengah”
“Saron”
Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.

Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.

Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet).


“Alat Musik Tradisional Kalimantan Tengah”
“Rebab”

Alat musik tradisonal rebab adalah jenis alat musik yang di gesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.

“Alat Musik Tradisional Jawa Timur”
“Bonang”

Bonang merupakan instrumen pendukung penting pada Gamelan jawa, dan ternyata Bonang di bagi menjadi dua jenis yaitu Bonang Barung dan juga Bonang Penerus. Bonang Barung ukuranya medium, yang bersuara menengah sampai tinggi, Bonang Barung itu sendiri adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Gamelan. Bonang Barung di mainkan secara di pukul atau bahasa jawanya biasa di sebut "gendhing" Pada teknik bermain tabuhan imbal-imbalan, Bonang Barung fungsinya tidak sebagai lagu penuntun Bonang Barung membentuk pola nada yang saling menyatu dengan Bonang Panerus.
Sedangkan bonang Panerus adalah Bonang yang paling kecil dan beroktaf tinggi. Bonang Panerus berkecepatan dua kali lipat lebih cepat dari Bonang Barung.


“Alat Musik Tradisional Papua”
Tifa 
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.

Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi tarian perang dan beberapa tarian daerah lainnya seperti tari Lenso dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang, tarian tradisional suku Asmat dan tari Gatsi.


“Alat Musik Tradisional Jawa Barat”
“Angklung”
Angklung adalah alat musik yang secara tradisional berkembang di masyarakat Jawa Barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi.

“Alat Musik Tradisional Lampung”
“Bende”
Bende atau canang adalah sejenis gong kecil yang dapat dijumpai di hampir seluruh kepulauan Nusantara, dari Sumatera hingga Maluku dan Papua. Pada masa lalu, bende biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada masyarakat untuk berkumpul di alun-alun terkait informasi dari penguasa, untuk menyertai kedatangan raja atau penguasa ke daerah tersebut, atau untuk menandai diadakannya pesta rakyat. Saat ini, bende biasanya digunakan untuk menandakan adanya keramaian seperti topeng monyet atau pesta rakyat yang lain.


“Alat Musik Tradisional Aceh”
“Tambo”

 

Alat musik Tambo merupakan alat musik yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam. Cara penggunaan alat ini sama seperti Tambur yaitu dengan cara dipukul. Dulunya alat tradisional tersebut dipakai sebagai tanda saat memasuki waktu shalat fardhu.

“Alat Musik Tradisional Kalimantan Barat”
“Sampek”
.
Sampek merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan tepatnya biasanya digunakan oleh Suku Dayak. Alat musik ini terbuat dari berbagai jenis kayu. Namun, yang paling sering dijadikan bahan adalah kayu arrow, kayu kapur, dan kayu ulin dan dibuat secara tradisional. Proses pembuatan bisa memakan waktu berminggu minggu. Dibuat dengan 3 senar, 4 senar dan 6 senar. Biasanya sampek akan diukir sesuai dengan keinginan pembuatnya.


“Alat Musik Tradisional Riau”
“Gambus”
 
Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Riau.Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat music utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan.

“Alat Musik Tradisional Maluku Utara”
“Fu”

Fu merupakan alat musik tradisional khas yang berasal dari Maluku Utara. Fu terbuat dari kulit kerang dan cara memainkannya dengan cara di tiup.

“Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Timur”
“Sasando”
Sasando Ini, Terbuat Dari Daun Lontar Yang Dibentuk Setengah Belahan Bola. Susunan Daun Lontar Ini Dapat Dikembangkan [ Ketika Akan Dimainkan ] Atau Dikatupkan [ Tidak Digunakan ], Fungsinya Kurang Lebih Adalah Sebagai Resonator bagi sasando Ini. Sedangkan Batangan Kayu Bulat Yang Diletakan Melintang Pada Anyaman Daun Lontar Tadi Berfungsi Sebagai Bentangan Dawai Sasando.


“Alat Musik Tradisional Bengkulu”
“Dol”
Dol pertama kali dibawa oleh pedagang dari India. Bentuknya hampir mirip gendang terbuat dari kulit sapi. Ukurannya bervareasi. Diameter Dol terbesar sekitar 70 centimeter dengan tinggi 80 centimeter.

Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari bongol buah kelapa atau pohon nangka. Masyarakat Bengkulu sangat akrab dengan alat musik Dol. Mereka biasanya bermain Dol secara berkelompok di rumah-rumah atau sanggar kesenian. Peminatnya tak terbatas pada orang dewasa atau remaja.


“Alat Musik Tradisional Gorontalo”
“Polo-Palo”
Alat musik Polopalo adalah alat musik yang bahan dasarnya terbuat dari bambu, bentuknya menyerupai garputala raksasa dan teknik memainkannya yakni dengan memukulkan ke bagian anggota tubuh yaitu lutut. Pada perkembangannya, Polopalo mendapatkan penyempurnaan pada beberapa hal, salah satunya adalah kini Polopalo dibuatkan sebuah pemukul dari kayu yang dilapisi karet agar mempermudah dan membantu dalam proses memainkan alat musik Polopalo. Hal ini memberi dampak selain tidak membuat sakit bagian anggota tubuh yang dipukul, juga membuat Polopalo tersebut berbunyi lebih nyaring.


“Alat Musik Tradisional Jawa Barat”
“Karinding”
Karinding merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Sunda. Ada beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya), Lewo Malangbong, (Garut), dan Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari pelepah kawung (enau). Di Limbangan dan Cililin karinding dibujat dari bambu, dan yang menggunakannya adalah para perempuan, dilihat dari bentuknya saperti tusuk biar mudah ditusukan di sanggul rambut. Dann bahan enau kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek biar bisa diselipkan dalam wadah rokok. Bentuk karinding ada tiga ruas.

“Alat Musik Tradisional Jawa Tengah”
“Kendang”
Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan (kambing). Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di daerah Jawa Barat kendang mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan ketoprak.


“Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan”
“Kintung”

Kintung ini adalah salah satu alat musik unik lainnya di Kalimantan Selatan yang dibuat oleh Suku Banjar. Bahkan pada zaman dulu alat musik ini dipertandingkan juga. Uniknya lagi alat musik ini diduga dimainkan dengan kekuatan magis. Bahkan pada saat dipertandingkan sampai-sampai alat musik yang terbuat dari bambu ini bisa dipecah bahkan tidak mengeluarkan bunyi sama sekali dengan kekuatan magis.
Dilihat dari bentuknya alat musik ini seperti angklung yang terbuat dari bambu. Rautan bagian atas masing-masing potongan bambu sangat berperan penting untuk mengatur bunyinya. Panjang bambu yang digunakan untuk satu potongan biasanya hanya dua ruas saja.


“Alat Musik Tradisional Jambi”
“Serangko”
Serangko adalah sejenis alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau yang panjangnya mencapai 1 meter sampai 1,5 meter. Di zaman dulu alat musik Serangko ini digunakan oleh komandan perang untuk memberikan komando. Selain itu juga digunakan untuk pemberitahuan ketika ada musibah kematian.


“Alat Musik Tradisional Bali”
“Ceng-Ceng”
Ceng-ceng adalah bagian penting dari seperangkat gamelan Bali. Di antara alat gamelan yang lain, dalam satu performa, ceng-ceng memegang peran yang sangat penting. Ceng-ceng Bali ini juga dikenal dengan sebutan ceng-ceng ricik. Bahan terbuat dari kayu nangka dan tembaga. Terdiri atas 6 (enam) buah logam bundar bagian bawah dan 2 (dua) logam bundar bagian atas. Cara memainkan alat musik tradisional Bali ini adalah dengan cara “memukulkan” bagian tembaga bundar yang atas (berjumbai merah) ke bagian tembaga bundar bawah yang menghadap atas. Ceng-ceng Bali dibuat dengan bentuk kura-kura. Ini bisa dipahami karena pengukirnya mungkin  mengambil tokoh legenda Bali yaitu kura-kura mistis. Konon, di kebudayaan Bali, kura-kura mistis ini  memiliki nilai magis yaitu menyeimbangkan dunia di atas punggungnya.



“Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah”
“Ganda”
Ganda/ Kanda adalah nama alat musik pukul yang biasa kita kenal dengan gendang yang memiliki dua buah kulit menutupi kedua sisinya. Hamper semua pemuda maupun anak anak dapat bermain Ganda.


“Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan”
“Akordeon/Accordion”
Akordeon adalah alat musik sejenis organ. Akordeon ini relatif kecil dan dimainkan dengan cara digantungkan di badan. Akordeon ditemukan oleh C.F.L. Buschmann dari Berlin, Jerman



“Alat Musik Tradisional Lampung”
“Cetik”
Alat musik tradisional Lampung “Cetik” kini mulai digemari masyarakat Lampung. Alat musik yang terbuat dari bambu itu kini tidak saja dipelajari di sekolah-sekolah formal di Lampung, menjadi kurikulum di Sekolah Tinggi Agama Hindu, melainkan juga sudah berkembang kepada pemakaian sebagai alat musik pengiring ibadah di pura.


“Alat Musik Tradisional Jawa Timur”
“Terompet Reog”
Terompet Reog merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiring saat pertunjukan Reog Ponorogo. Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup.


“Alat Musik Tradisional Papua”
“Triton”
Triton merupakan alat musik yang cara penggunaannya yaitu dengan ditiup. Alat musik tradisional ini berasal dari Papua. Alat musik ini tersebar di pesisir pantai yang ada di Papua dan digunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai alat panggil kepada orang lain.

“Alat Musik Tradisional Aceh”
“Serune Kalee”
Wujud dan bentuk peralatan ini seperti pentungan, bulat, dan lurus mulai dari batas atas (mondstuk) hingga ke bagian bawah (bell). Bagian atas peralatan ini kecil dan membesar di bagian bawahnya. Di bagian badan atau tubuh terdapat lubang-lubang sebagai tempat memainkan nada yang diinginkan. Peralatan ini mempunyai warna dasar hitam, hal ini kemungkinan disebabkan oleh terlalu banyak dipegang atau memang warna dasar kayu yang dibuat untuk peralatan ini berwarna hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh..


“Alat Musik Tradisional Minahasa”
“Salude” 
 

Salude adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Semacam siter yang memilik dua dawai


“Alat Musik Tradisional Jawa Barat”
“Suling”

Suling adalah alat musik tiup yang berasal dari sunda dan terbuat dari bambu. Dilihat dari ukuran dan jumlah lubang nada suling dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu suling yang berjumlah lubang suara 4 yang disebut suling degung dan suling yang berjumlah lubang nada 6 yang biasa disebut sulung kawih.


“Alat Musik Tradisional Bangka Belitung”
“Rebana”

Alat musik Rebana asal usulnya berasal dari Jazirah Arab seperti halnya Rebab. Alat musik Rebana sendiri biasanya digunakan dalam kesenian yang bernafaskan agama Islam seperti hadrah ataupun saat membaca shalawat burdah.


“Alat Musik Tradisional Jawa Tengah”
“Celempung atau Siter”

Siter adalah sejenis Kecapi dengan jajaran dawai. memakai tabung resonansi yang bertumpu pada kaki penunjang. Alat musik ini banyak terdapat di Pulau Jawa.


“Alat Musik Tradisional Papua”
Tifa
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.

“Alat Musik Tradisional Bangka Belitung”
“Rebana”

Alat musik Rebana asal usulnya berasal dari Jazirah Arab seperti halnya Rebab. Alat musik Rebana sendiri biasanya digunakan dalam kesenian yang bernafaskan agama Islam seperti hadrah ataupun saat membaca shalawat burdah.

“Alat Musik Tradisional Jambi”
“Sekdu”
Instrumen yang satu ini juga dimainkan dengan cara ditiup yang dibuat dari bambu dengan diamater 1,5 cm. Namun dibagian peniupnya terbuat dari kayu yang biasanya disebut dengan klep peniup. Nada yang dihasilkan oleh Sekdu ini hanya terdiri dari nada do, re, mi, sol dan la, sehingga Sekdu ini disebut alat musik pentatonis atau selendro. Sekdu biasanya digunakan oleh masyarakat melayu tua dalam acara-acara upacara adat.

“Alat Musik Tradisional Banten”
“Gendang”

Gendang biasanya dipakai untuk mengiringi permainan gitar dambus, campak, atau bedaek. Gendang juga dipakai untuk mengiringi arak-arakan penganten, upacara menyambut tamu, dan lain-lain. Keberadaan gendang dalam sejarah musik Melayu sudah lama ada seiring dengan perkembangan musik Melayu.


“Alat Musik Tradisional Betawi”
“Tanjidor”
Tanjidor adalah kesenian tradisional khas Betawi (Jakarta). Ciri khasnya pada macam-macam alat musik tiup dari kuningan (trompet dll) dan dilengkapi genderang besar (bas drum) sperti pada drum band. Semua personilnya bermain sambil berdiri.

“Alat Musik Tradisional Riau”
“Marwas atau Gadumba”


Marwas atau Gadumba adalah Jenis Kendang Kecil untuk mengiringi musik Gambus.


“Alat Musik Tradisional Betawi”
“Gambang Kromong”
Gambang Kromong adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat musik umum (barat) misalnya alat tiup dan alat gesek . Tangga nada yang digunakan pentatonis Cina. Instrumennya; gong, gendang suling, bonang, kecrek, dan rebab sebagai melodi. Dinyanyikan secara bergilir antara laki-laki dan perempuan. Lagunya berbentuk pantun.


“Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Barat”
“Gendang Beleg”
Gendang Beleg adalah alat musik yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gendang ini terbuat dari bahan Kulit Sapi, Kayu dan Tali. Gendang ini sebenar nya sama dengan gendang biasanya, tetapi hanya berbeda pada ukurannya saja.


Karya : Yohanna Adys
Follow My Twitter ya... :) @yohanna_adys

8 komentar:

  1. artikelnya bagusss.
    izin copas yahhh...

    kalau bisa pake gambar alat musik daerahnya yahh :)

    salam kenal heheh :D

    BalasHapus
  2. terima kasih :) terima kasih juga atas sarannya.. tapi aku udh ngopy dri mcs. world nya ad gmbr nya... tp kok gk kebaca y gmbr ny? tolong bntu2 jg yaaa :) iyaaa salam kenal jg...

    BalasHapus
  3. Makasih infonya... izin copas utk tugas ya..

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. susah mau upload gambarnya gan :) ini aja asal copast dari data di flashdisk :)

      Hapus
  5. kak... cara pembuatannya kok gk ada sih....???

    BalasHapus